Bisnis zaman now itu berkolaborasi dan bukan semata berkompetisi, prinsip dasar itulah yang menjadi inspirasi bagi para pelaku usaha di komunitas Borneo Istimewa. Setelah sukses menyelenggarakan berbagai kegiatan bagi para pelaku UMKM di Kalbar, Borneo Istimewa menginisiasi kegiatan safari bisnis kepada para anggotanya yang tergabung dalam whatsapp group “Borneo Istimewa”. Dan kunjungan kali ini dimulai dengan mengunjungi tempat usaha Ibu Sulastri yang terkenal dengan brand “NIKI ENAK”.

Foto : Persiapan jelang safari bisnis borneo istimewa

Lokasi usahanya berada di Komplek Villa Elektrik Tanjung Hulu Kota Pontianak, di dalam lingkungan perumahan para karyawan dan pensiunan pegawai PT.PLN Persero Wilayah Kalimantan Barat. Ibu Sulastri dan suami menyulap garasi dan dan ruang tamunya menjadi workshop bagi usaha snack miliknya. Ditengah-tengah kesibukkannya berproduksi dan melakukan pengiriman ke berbagai saluran distribusi usahanya, Ibu Sulastri berkenan menerima rombongan kami. Borneo Istimewa penasaran bagaimana dalam setiap kehadiran dalam interaksi di Whatsapp Group Bu Lastri selalu mendapat tempat bagi semua anggota. Tak terkecuali produk-produk snack nya yang pasti bikin ketagihan buat siapa saja yang sudah pernah mencicipinya.

Foto : Persediaan Snack Produksi NIKI ENAK

Selain rasanya yang enak, snack NIKI ENAK juga dikenal dengan kemasannya yang apik dan higienis sehingga seringkali mendapat orderan dalam jumlah besar ke berbagai daerah termasuk keluar pulau kalimantan. Bu Lastri juga tak segan-segan mendatangi konsumennya sendiri untuk mengantarkan pesanannya. Bu Lastri menyebutnya bersentuhan dengan konsumen langsung itu merupakan pelayanan tersendiri meski jarak yang biasanya di tempuh cukup jauh. Atas inspirasi itulah rombongan Safari Bisnis Borneo Istimewa mengunjungi workshop NIKI ENAK milik Bu Lastri. Bu Lastri juga senang karena sebagai bagian dari komunitas Borneo Istimewa ia dapat berbagi ilmu dan pengalaman bisnis bagi teman-temannya di komunitas ini.

Rombongan dapat melihat proses pengerjaan keripik sukun yang bahan bakunya sulit di dapat di kota Pontianak. Menurut penjelasan Bu Lastri  bahwa buah sukun yang baik untuk dijadikan keripik harus menenuhi sejumlah persyaratan karena ada jenis buah sukun yang tidak menyerap minyak goreng dengan baik sehingga hasil akhirnya tidak sesuai harapan. Selanjutnya Bu Lastri juga menunjukkan teknologi pengeringan (tiris) minyak agar karipik yang akan dibungkus tidak berbau tengik. Mesin yang digunakan untuk pengeringan ini disebut mesin SPINNER, dan rombongan di tunjukkan cara penggunaan mesin ini hingga kemudian kerippik yang telah dikeringkan siap untuk di masukkan kedalam kemasan.

Foto : Persediaan Keripik Keladi sebelum di packing dan labeling

Selain memproduksi keripik sukun, Bu Lastri juga memproduksi beberapa snack favorit untuk cemilan seperti : Stik Keladi, Keripik Paru, Keripik Ikan Bilis, Amplang, Kacang Mede, Lempok durian dan lain-lain. Bahkan menurut penuturan Bu Lastri di tahun 2015 permintaan Keripik Ikan Bilis datang dari pelanggan di Amerikat Serikat yang secara rutin membeli dalam jumlah parta besar menggunakan kontainer. Namun permintaan ini kemudian di batasi karena ketersediaan bahan baku yaitu ikan Bilis semakin sulit didapatkan. Dan rombongan safari bisnis borneo istimewa juga turut berkesempatan untuk belajar tentang pengemasan produk dan pelabelan produk-produk NIKI ENAK yang akan dikirim ke Jakarta dalam waktu dekat.

Foto : Persediaan Snack Produksi Niki Enak siap antar dan kirim.

Dari kegiatan safari bisnis borneo istimewa ini para peserta rombongan mendapatkan banyak pengalaman bagaimana mengembangkan bisnis, produksi dan bahkan hingga kepada proses pengemasan dan pelabelan produk. Disamping itu produk-produk NIKI ENAK juga sudah mengantongi izin PIRT dan Sertifikasi Halal MUI sehingga aman dikonsumsi dan para penlanggan menjadi lebih percaya akan kualitas dari produk-produk yang dihasilkan oleh Ibu Sulastri dengan brand NIKI ENAK nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Bisa Kami Bantu?