LITERASI KEUANGAN UNTUK PESANTREN
Pesantren dewasa ini telah menjadi bagian vital sistem pendidikan nasional yang berbasis kemandirian di lingkungan masyarakat. Kini pesantren telah melengkapi berbagai kegiatan usaha guna menunjang operasionalnya dengan membuka unit-unit usaha yang dikelola pesantren. Dengan keberadaan unit-unit usaha inilah kemudian pesantren perlu menata kelola keuangan secara profesional dan akuntable. Tujuannya agar keuangan pesantren dapat memberikan manfaat yang maksimal guna mendukung operasional pesantren dan dapat dikembangankan secara mandiri.
Dalam suatu kesempatan Saya diundang oleh pihak Dompet Dhuafa dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Pontianak sebagai pembicara di Pondok Pesantren Nurul Jadid – Sungai Ambangah Kabupaten Kubu Raya. Berkunjung ke Pondok Pesantren yang lokasinya berada di wilayah yang cukup terpencil membuat saya merasa undangan ini merupakan sebuah medan penugasan yang penuh tantangan. Awalnya saya menyimpan pesimisme dengan medan yang jauh dari perkotaan maka pesantren ini akan kesulitan dalam menerapkan sistem keuangan modern berbasis aplikasi digital. Namun setelah sampai ke tujuan saya perhatikan sinyal internet 4G sudah sampai ke area pesantren ini. Kenapa sistem keuangan berbasis aplikasi digital? Bukan semata karena saya selama ini bergelut dengan aplikasi keuangan digital tapi dengan perkembangan teknologi saat ini akan sangat mudah bagi suatu lembaga menerapkan sistem keuangan berbasis digital ketimbang manual atau konvensional.
Saat tiba dilokasi saya di sambut dengan anak-anak pesantren yang ramah dan juga Pak Syahrul dari perwakilan Dompet Dhuafa. Perjumpaan ini kemudian dilanjutkan dengan perbincangan tentang apa saja kegiatan usaha yang telah dijalankan oleh pondok pesantren. Pondok Pesantren ini menggratiskan seluruh biaya bagi santrinya sehingga manajemen Pondok sekuat tenaga harus mencari pendanaan melalui berbagai unit usaha yang telah dijalankan. Bantuan dari berbagai pihak juga turut membantu mengembangkan pesantren ini seperti hal nya bantuan dari pihak Bank Indonesia dan Dompet Dhuafa. Bantuan yang disalurkan dua lembaga ini berupa materiil dan non materiil misalnya dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan softskill dan hardskill kepada para santri dan menajemen pondok pesantren. Dan kali ini Bank Indonesia dan Dompet Dhauafa mengundang saya untuk menjadi pembicara dalam workshop yang bertajuk “Administrasi dan Pencatatan Keuangan Pesantren secara Professional”.
Peratama-tama saya harus memberikan penjelasan mengapa tata kelola keuangan itu penting untuk sebuah lembaga seperti pesantren, kemudian menjelaskan dasar-dasar akuntansi bagi lembaga. Dari pemaparan yang saya berikan para santri dan pengelola ponpes terlihat antusias dan respon melalui berbagai pertanyaan menjadikan susana penuh semangat selama workshop ini berjalan. Alur workshop kemudian saya lanjutkan dengan memperkenalkan kemajuan teknologi keuangan saat ini seperti hal nya Financial Technology yang telah merambah hampir disetiap aktifitas bertransaksi masyarakat di perkotaan hingga pedesaan. Saya juga memaparkan tentang manfaat penggunaan aplikasi digital bagi banyak lembaga yang telah menjadi klien saya dan perubahan perbaikan yang telah di alami para pelaku usaha.
Dan waktu jugalah yang akhirnya menutup acara workshop kali ini sembari saya menitipkan acuan strategy bagaimana membangun pondasi tata kelola keuangan yang profesional bagi pesantren ini kedepan. Meski belum cukup rasanya waktu yang diberikan dan antusias para santri mengikuti acara workshop ini kedepan saya berpesan kepada pihak Bank Indonesia dan Dompet Dhuafa agar menyelenggarakan kegiatan serupa yang memiliki muatan lebih banyak lagi dan dapat diterapkan di lingkungan pesantren dan juga lembaga-lembaga lain dibawah binaan kedua lembaga ini.